My Musics
Jumat, 07 Agustus 2015
Jumat, 03 April 2015
Kamis, 22 Januari 2015
A thousand years
Christina
Perri
Heart
beats fast
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I'm afraid
To fall
But watching you stand alone
All of my doubt
Suddenly goes away somehow
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I'm afraid
To fall
But watching you stand alone
All of my doubt
Suddenly goes away somehow
One
step closer
(Chorus)
I have died every day
waiting for you
Darlin' don't be afraid
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
I have died every day
waiting for you
Darlin' don't be afraid
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
(Verse
2)
Time stands still
beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything
Take away
What's standing in front of me
Every breath,
Every hour has come to this
Time stands still
beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything
Take away
What's standing in front of me
Every breath,
Every hour has come to this
One
step closer
(Chorus)
I have died every day
Waiting for you
Darlin' don't be afraid
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
I have died every day
Waiting for you
Darlin' don't be afraid
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
And
all along I believed
I would find you
Time has brought
Your heart to me
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
I would find you
Time has brought
Your heart to me
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
One
step closer
One step closer
One step closer
(Chorus)
I have died every day
Waiting for you
Darlin' don't be afraid,
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
I have died every day
Waiting for you
Darlin' don't be afraid,
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
And
all along I believed
I would find you
Time has brought
Your heart to me
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
I would find you
Time has brought
Your heart to me
I have loved you for a
Thousand years
I'll love you for a
Thousand more
Jumat, 28 Maret 2014
Sabtu, 22 Februari 2014
Reproduksi Annelida
Reproduksi Annelida
Phylum Annelida
dibagi ke dalam 3 kelas :
·
Oligochaeta (cacing tanah dan kerabatnya)
·
Polychaeta
·
Hirudinae (lintah)
Kebanyakan dari polychaeta adalah cacing laut (Campbell. 2003)
Reproduksi cacing laut terjadi
secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara
pembelahan dan pertunasan.
Cacing tanah adalah
hewan hermaprodhit, tetapi mereka melakukan pembuahan silang. Dua cacoing tanah
kawin dengan mengatur diri mereka sedemikian rupa sehingga mereka dapat
mempertukarkan sperma, dan kemudian mereka akan memisah. Sel sperma yang
diterima disimpan secara temporer,
sementara suatu tempat khusus (kitelium) mensekresikan kepompong yang
seperti mucus, kepompong bergeser di sepanjang tubuh cacing dan memungut telur
dan kemudian sperma yang tadi disimpan. Kepompong tersebut kemudian lepas dari
kepala cacing dan tinggal dalam tanah sementara embrio berkembang. Beberapa
cacing tanah juga dapat bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi
yang diikuti dengan regenerasi (Campbell. 2003)
Telur yang
diletakkan pada lingkungan yang cocok akan menetas dalam 14-21 hari.
Perhitungan kasar menunjukkan setiap 100 ekor cacing dewasa dalam kurun waktu 1
tahun akan menghasilkan 100.000 cacing (Anonim. 2006)
Reproduksi Arthropoda
Diperkirakan
bahwa populasi Arthropoda dunia, yang meliputi Crustacea, Arachinidae, dan
insekta, berjumlah 1018 individu. Hamper 1 juta spesies Arthropoda
telah dideskripsikan, dan sebagian besar adalh serangga.
Reproduksi pada
Arthropoda dapat terjadi secara seksual dan aseksual (parthenogenesis dan
paedogenesis). System reproduksi pada Arthropoda terpisah. Parthenogenesis
adalah bentuk reproduksi aseksual dimana betina memproduksi telur yang
berkembang tanpa proses fertilisasi. Sedangkan paedogenesis adalah tindakan reproduksi
oleh organism yang belum mencapai kematangan fisik. Hal ini terkait dengan
progenesis, dimana kematang seksual dicapai dalam bentuk remaja dan kematangan
fisik lebih lanjut tidak tercapai.
Misalnya pada
beberap jenis serangga, terdapat koloni yang terdiri dari ratu yang fertile,
dan penjaga yang mandul (steril). Pada waktu kawin, sperma dari jantan disimpan
dalam kantung sperma di induk betina. Sperma ini merupakan cadangan sperma satu
hidup. Bila telur yang telah matang dibuahi oleh sperma, telur tersebut akan
berkembang menjadi calon ratu, calon penjaga, atau prajurit. Sedangkan yang
tidak dibuahi (parthenogenesis) akan berkembang menjadi pejantan. Lebah pekerja
dan prajurit menjadi steril karena pengaruh lingkungan, yaitu kekurangan
makanan.
Kebanyakan
crustacea memiliki alat reproduksi yang terpisah. Pembuahan dapat terjadi
secara eksternal dan internal. Tergantuk dari spermatoforik yang dihasilkan
pejantan. Jika spermatoforiknya bersifat kental, pembuahan terjadi secara
eksternal. Namun apabila cair dan memungkinkan masuk ke dalam oviduk sehingga
terjadi secara internal. Individu jantan akan meletakkan massa spermatoforiknya di bagian sternum betina.
Peletakkan dilakukan sebelum telur dikeluarkan.
Reproduksi Echinodermata
Diantara 7000
atau lebih anggota phylum echinodemata semuanya adalah hewan laut, dibagi
menjadi 6 kelas :
·
Asteroidea (bintang laut)
·
Ophiuroidea (bintang mengular)
·
Echinodea (bulu babi dan sand dollar)
·
Crinoidea (lili laut dan bintang laut)
·
Holothuroidea (timun laut)
Reproduksi
seksual anggota phylum ini umumnya melibatkan individu jantan dan betina yang
terpisah dan membebaskan gametnya ke air laut, sehingga fertilisasinya termasuk
fertilisasi internal. Telur yang dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya
berkembanh menjdi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva
berbentuk bilateral dan akan berkembang melalui metamorphosis menjadi dewasa
yang berbentuk radial (Campbell. 2003)
Reproduksi Invertebrata
Reproduksi Protozoa
Sebagian besar protozoa melakukan reproduksi secara aseksual(vegetatif), dengan cara pembelahan biner. Pembelahan diawali dengan pembelahan inti yang diikuti dengan pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru. Pembelahan biner terjadi pada amoeba, paramecium, euglena.
Sebagian besar protozoa melakukan reproduksi secara aseksual(vegetatif), dengan cara pembelahan biner. Pembelahan diawali dengan pembelahan inti yang diikuti dengan pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru. Pembelahan biner terjadi pada amoeba, paramecium, euglena.
Sebagian lagi,
protozoa melakukan reproduksi secara seksual dengan penyatuan sel generative
atau penyatuan inti sel vegetative. Reproduksi seksual dengan peleburan inti
sel pada organism yang belum jelas alat kelaminnya disebut dengan konjugasi.
Dengan demikian, akan terjadi perpaduan sifat yang dibawa oleh kedua individu
tersebut akan menghasilkan suatu individu baru.
Reproduksi Porifera
Reproduksi Porifera
Spons adalah
hewan yang sesil (menempel) yang tampak sangat diam bagi mata manusia. Sehingga
orang yunani kuno meyakini mereka sebagai tumbuhan. Porifera dapat bereproduksi
secara seksual dan aseksual. Sebagian besar porifera adalah hermaprodhit, yang
berarti bahwa masing-masing individu berfungsi sebagai jantan dan betina dalam
reproduksi seksual dengan cara menghasilkan sel-sel sperma dan telur. Gamet
muncul dari koanosit atau amoebosit. Telur tinggal dalam mesohil, tetapi sel
sperma dibawa oleh porifera melalui arus air. Pembuahan silang terjadi akibat
beberapa sperma yang tertarik masuk kedalam individu yang berdekatan. Pembuahan
terjadi pada mesofil, dimana zigot akan berkembang menjadi larva berflagela dan
mampu berenang yang akan menyebar dari
induknya.
Setelah menempel
pada substrat yang cocok, larva akan berkembang menjadi spons dewasa yang
menempel diam dan memiliki koanosit internal. Spons mampu melakukan regenerasi
ekstensif, yaitu pergantian bagian-bagian tubuh yang hilang. Mereka menggunakan
regenerasi bukan hanya untuk perbaikan tetapi juga untuk bereproduksi secara
aseksual dari fragmen yang terpotong dari spons induk (Champbell. 2003)
Reproduksi secara
aseksual terjadi dengan pembentukan tunas atau gemmule. Gemmule ini
ter/dibentuk jika keadaan lingkungan sedang tidak menguntungkan.
Reproduksi Coelenterata
Coelenterate
dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual (generatif) dilakukan
dengan peleburan sel sperma dan sel ovum yang terjadi pada fase medusa. Letak
testis didekat tentakel sedangkan ovarium dekat kaki. Sperma masak dikeluarkan
lalu berenang hingga menuju ovum. Ovum yang dibuahi akan membentuk zigot. Mula-mula zigot tumbuh di ovarium hingga
menjadi larva. Larva bersilia (planula) berenang meninggalkan induk dan
membentuk polip di dasar perairan.
Reproduksi
aseksual (vegetative) dilakukan dengan membentuk kuncup pada kaki pada fase
polip. Makin lama makin besar lalu membentuk tentakel. Kuncup tumbuh disekitar
kaki sampai besar sehingga induknya membuat kuncup baru. Semakin banyak lalu
menjadi koloni.
Reproduksi platyhelminthes
Organ reproduksi
jantan dan betina terdapat dalam satu individu (hermaprodhit). Reproduksi dapat
terjadi secara seksual dan aseksual. Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet.
Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh. Fertilisasi dapat
dilakukan sendiri atau dengan pasangan lain. Reproduksi aseksual tidak
dilakukan oleh semua jenis platyhelminthes. Kelompok tertentu dapat melakukan
reproduksi aseksual dengan cara fragmentasi, kemudian regenerasi potongan tubuh
tersebut menjadi individu baru.
Beberapa jenis
platyhelminthes hidup secara parasit. Contohnya pada trematoda dan cestoidea.
Trematoda bereproduksi seksual di dalam tubuh inangnya. Tubuh trematoda betina
melekuk dan menghimpitkan tubuhnya ke tubuh jantan yang lebih besar. Telur yang
telah dibuahi keluar dari tubuh inangnya bersama feses dan berkembang di dalam
air menjadi larva bersillia. Kemudian larva menginfeksi makhluk hidup lain
seperti bekicot, atau bahkan manusia yang bekerja disawah, larva trematoda
dapat masuk melalui kulit manusia (Campbell. 2003)
Reproduksi Nemathelmintes
Umumnya
nematode bereproduksi secara seksual. Jenis
kelamin umumnya terpisah pada sebagian besar spesies, dan betina berukuran
lebih besar dibandingkankan dengan yang jantan. Fertilisasi terjadi secara
internal, dan seekor betina dapat meletakkan 100.000 atau lebih telur yang
terbuahi perhari. Zigot sebagian besar spesies adalah sel resisten yang mampu
bertahan hidup di lingkungan yang tidak bersahabat.
Spesies nematode
lain hidup parasit pada tubuh hewan. Manusia dapat menjadi inang bagi 50
spesies nematode. Salah satunya adalah Trichinella spiralis,
merupakan cacing penyebab trikhinosis (ditandai dengan mual hebat hingga
kematian). Manusia dapat tertular nematode karena memakan daging babi atau
daging lain yang telah terinfeksi dan kurang matang dalam memasak. Di dalam
usus manusia, cacing akan berkembang menjadi cacing dewasa secara seksual
(Campbell. 2003)
Reproduksi Mollusca
Keong atau
bekicot dan slug (sejenis siput tak bercangkang), tiram, remis, gurita, serta
cumi-cumi adalah hewan mollusca. Secara keseluruhan, anggota phylum mollusca
memiliki lebih dari 150.000 anggota yang telah diketahui.
Sebagian besar
mollusca memiliki jenis kelamin terpisah, dengan gonad (testis dan ovarium)
yang terletak di dalam massa viseral. Namun demikian, bangsa keong dan bekicot
adalah hermaprodhit (Campbell. 2003)
Fertilisasi
dilakukan secara internal maupun eksternal sehingga menghasilkan telur. Telur
tersebut akan berkembang menjadi larva dan akhirnya akan menjadi mollusca
dewasa.
Langganan:
Postingan (Atom)