My Musics

Sabtu, 22 Februari 2014

Reproduksi Annelida



Reproduksi Annelida 

Phylum Annelida dibagi ke dalam 3 kelas :
·         Oligochaeta (cacing tanah dan kerabatnya)
·         Polychaeta
·         Hirudinae (lintah)
Kebanyakan dari polychaeta adalah cacing laut  (Campbell. 2003)

Reproduksi cacing laut terjadi secara seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan dan pertunasan.
Cacing tanah adalah hewan hermaprodhit, tetapi mereka melakukan pembuahan silang. Dua cacoing tanah kawin dengan mengatur diri mereka sedemikian rupa sehingga mereka dapat mempertukarkan sperma, dan kemudian mereka akan memisah. Sel sperma yang diterima disimpan secara temporer,  sementara suatu tempat khusus (kitelium) mensekresikan kepompong yang seperti mucus, kepompong bergeser di sepanjang tubuh cacing dan memungut telur dan kemudian sperma yang tadi disimpan. Kepompong tersebut kemudian lepas dari kepala cacing dan tinggal dalam tanah sementara embrio berkembang. Beberapa cacing tanah juga dapat bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi yang diikuti dengan regenerasi (Campbell. 2003)
Telur yang diletakkan pada lingkungan yang cocok akan menetas dalam 14-21 hari. Perhitungan kasar menunjukkan setiap 100 ekor cacing dewasa dalam kurun waktu 1 tahun akan menghasilkan 100.000 cacing (Anonim. 2006)

 Reproduksi Arthropoda

Diperkirakan bahwa populasi Arthropoda dunia, yang meliputi Crustacea, Arachinidae, dan insekta, berjumlah 1018 individu. Hamper 1 juta spesies Arthropoda telah dideskripsikan, dan sebagian besar adalh serangga.
Reproduksi pada Arthropoda dapat terjadi secara seksual dan aseksual (parthenogenesis dan paedogenesis). System reproduksi pada Arthropoda terpisah. Parthenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual dimana betina memproduksi telur yang berkembang tanpa proses fertilisasi. Sedangkan paedogenesis adalah tindakan reproduksi oleh organism yang belum mencapai kematangan fisik. Hal ini terkait dengan progenesis, dimana kematang seksual dicapai dalam bentuk remaja dan kematangan fisik lebih lanjut tidak tercapai.
Misalnya pada beberap jenis serangga, terdapat koloni yang terdiri dari ratu yang fertile, dan penjaga yang mandul (steril). Pada waktu kawin, sperma dari jantan disimpan dalam kantung sperma di induk betina. Sperma ini merupakan cadangan sperma satu hidup. Bila telur yang telah matang dibuahi oleh sperma, telur tersebut akan berkembang menjadi calon ratu, calon penjaga, atau prajurit. Sedangkan yang tidak dibuahi (parthenogenesis) akan berkembang menjadi pejantan. Lebah pekerja dan prajurit menjadi steril karena pengaruh lingkungan, yaitu kekurangan makanan.
Kebanyakan crustacea memiliki alat reproduksi yang terpisah. Pembuahan dapat terjadi secara eksternal dan internal. Tergantuk dari spermatoforik yang dihasilkan pejantan. Jika spermatoforiknya bersifat kental, pembuahan terjadi secara eksternal. Namun apabila cair dan memungkinkan masuk ke dalam oviduk sehingga terjadi secara internal. Individu jantan akan meletakkan massa  spermatoforiknya di bagian sternum betina. Peletakkan dilakukan sebelum telur dikeluarkan.

Reproduksi Echinodermata
  
Diantara 7000 atau lebih anggota phylum echinodemata semuanya adalah hewan laut, dibagi menjadi 6 kelas :
·         Asteroidea (bintang laut)
·         Ophiuroidea (bintang mengular)
·         Echinodea (bulu babi dan sand dollar)
·         Crinoidea (lili laut dan bintang laut)
·         Holothuroidea (timun laut)
                Reproduksi seksual anggota phylum ini umumnya melibatkan individu jantan dan betina yang terpisah dan membebaskan gametnya ke air laut, sehingga fertilisasinya termasuk fertilisasi internal. Telur yang dibuahi akan membelah secara cepat  menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembanh menjdi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva berbentuk bilateral dan akan berkembang melalui metamorphosis menjadi dewasa yang berbentuk radial (Campbell. 2003)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar